Penetapan Kebutuhan Harian Pakan Ikan Rucah untuk Penggemukan Kepiting Bakau Scylla paramamosain di Keramba Jaring Dasar
Abstract
Keywords
Full Text:
PDF ()References
Hoang, Duc Dac (1999). Description of Mud Crab (Scylla spp.) Culture Methods in Vietnam. In Mud Crab Aquaculture and Biology. Proceedings of an International Scientific Forum held in Darwin, Australia, 21-24 April 1997, eds. CP Keenan and A. Blackshaw, Australian Centre for International Agricultural, Aciar Proceeding, 78, pp. 67-71.
Herlinah, Sulaiman and Tenriulo, A. (2010). Pembesaran kepiting bakau (Scylla serrata) di tambak dengan pemberian pakan berbeda. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur, pp. 169-174.
Hill, B.J. (1976). Natural food, foregut clearance-rate and activity of the crab Scylla serrata’ Marine Biology, 34(2), pp. 109-116.
Keenan, C.P., Davie, P.J.F. and Mann, D.L. (1998). A revision of the genus Scylla de Haan, 1883 (Crustacea:Decapoda:Brachyura:Portunidae). The Raffles Bulletin of Zoology, 46 (1), pp. 217-245.
Mahmud, A.I. and Al Mamun, A. (2012). Feasibility study on the vulture of mud crab Scylla serrata in the mid coast region of Bangladesh. Pakistan Journal of Biological Sciences, 15 (24), pp. 1191-1195.
MØller, H., Lee, S.Y., Paterson, B. and Mann, D. (2008). Cannibalism contributes significantly to the diet of cultured sand crabs, Portunus pelagicus (L): A dual stable isotope study. Journal of Experimental Marine Biology and Ecology, 361, pp. 75-82.
Muchlisin, A.Z., Rusdi Edi, Muhammad dan Setiawan I. (2006). Pengaruh perbedaan spesies pakan dan ransum harian terhadap pertumbuhan dan kelangsunganhidup kepiting bakau (Scylla serrata). Ilmu Kelautan, 11(4), pp. 227 – 233.
Purwati, P., Dhewani, N. dan Susetiono. (2009).Kepiting Bakau Untuk Mata Pencaharian. Coral Reef Rehabilitation and Managenent Program. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta, pp. 58.
Purwati, P. dan Suyarso. (2012). Pertahanan Kepiting Bakau Probolinggo. Laporan Akhir. Pusat Penelitian Oseanografi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta, pp. 55.
Putranto, D.A. (2007). Analisis efisiensi produksi kasus pada budidaya penggemukan kepiting bakau di Kabupaten Pemalang. Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro. Tesis, pp. 99.
Putri, R.A., Samidjan, I. dan Rachmawati, D. (2014). Performa pertumbuhan dan kelulushidupan kepiting bakau (Scylla paramamosain) melalui pemberian pakan buatan dengan persentase jumlah yang berbeda. Journal of Aquaculture Management and Technology, 3(4), pp. 84-89.
Rusdi, I. dan Karim, M.Y. (2006). Salinitas optimum bagi sintasan dan pertumbuhan krablet kepiting bakau (Scylla paramamosain). J.Sains and Teknologi, 6 (3), pp. 149-157.
Sulaeman dan Hanafi. (1992). Pengaruh pemotongan tangkai mata terhadap kematangan gonad dan pertumbuhan kepiting bakau (Scylla serrata). J. Pen. Budidaya Pantai, 8 (4), pp. 55-62.
Trino, A.T., Millamena, O.M. and Keenan, C. (1999). Commercial evaluation of monosex pond culture of the mud crab Scylla species at three stocking densities in the Philippines. Aquaculture, 174, pp. 109-118.
Trino, A.T. and Rodriguez, E.M. (2001). Mud crab fattening in ponds. Asian Fisheries Science, 14, pp. 211-216.
Trino, A.T., Millamena,O.M. and Keenan, C.P. (2001). Pond culture of mud crab Scylla serrata (Forksal) fed formulated diet with or without vitamin and mineral suplement’, in Proceding of the International Forum on the Culture of Portunid Crabs. Asian Fishery Society, Manila, Philippines, Asian Fisheries Science, 14, pp. 191-200.
Yasin, H. (2011). Pengaruh pemberian berbagai kadar karbohidrat dan lemak pakan ber-vitomolt terhadap efisiensi pakan dan pertumbuhan kepiting bakau (Scylla sp.). Skripsi, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Program Studi Budidaya Perairan. Jurusan Perikanan, Universitas Hasanuddin. Makassar.
Refbacks
- There are currently no refbacks.